WELCOME TO RD-PROJECT WEB BLOG's

Selasa, 26 Oktober 2010

SNB (SOCIAL NETWORK BUSINESS)

Memanfaatkan Jaringan Sosial untuk Bisnis

Jutaan masyarakat Indonesia sekarang demam menggunakan situs jaringan soial (social network site) seperti facebook, twitter, myspace, plurk, dan lain-lain. Motif mereka bergabung dalam situs-situs tersebut beragam. Ada yang sekedar untuk mencari teman, ada yang memakainya untuk membuat komunitas, dan ada pula yang menggunakannya untuk keperluan bisnis.

Pada Jumat, 14 Agustus 2009, Trijaya FM Surabaya mengangkat tren penggunaan situs jaringan sosial untuk pengembangan bisnis sebagai tema siaran talkshow IT’s Time. IT’s Time adalah acara dialog membahas seputar dunia teknologi informasi yang disiarkan langsung Trijaya FM Surabaya setiap Jumat pukul 10.00 – 11.00. Hari itu, Trijaya FM Surabaya mengundang DheZign Online Solution, sebuah perusahaan jasa konsultan dan pengembang website terkemuka yang berkantor di Surabaya, untuk membahas fenomena penggunaan situs jaringan sosial untuk pengembangan bisnis di internet.
Glenn Rosanno, sang pemandu acara mengawali obrolan dengan pertanyaan bagaimana DheZign berkembang dan memanfaatkan situs jaringan sosial untuk pengembangannya. Imam Muttaqin, Public Relations DheZign Online Solution, kemudian menceritakan bagaimana DheZign membangun bisnisnya hingga berkembang seperti sekarang. Menurutnya, perkembangan bisnis DheZign juga beriringan dengan pertumbuhan kesadaran orang-orang tentang pentingnya penggunaan media internet. Dalam hal pemanfaatan situs jaringan sosial, Imam mengatakan bahwa penting sekali untuk menciptakan ide-ide kreatif baik itu berupa wacana maupun kegiatan nyata yang bisa mengisi ruang-ruang obrolan di internet dan meningkatkan semangat orang untuk terus mengetahui lebih dalam tentang wacana yang sedang mengemuka.

Imam menambahkan, ada banyak aplikasi yang bisa dimanfaatkan dari situs jaringan sosial. Para pelaku bisnis dapat memanfaatkan status facebook atau tweet-nya twitter untuk memasang kalimat-kalimat yang dapat memancing orang berkomentar dan menularkannya ke orang lain. Aplikasi group serta event di facebook bisa sangat bermanfaat untuk mempublikasikan acara tanpa mengeluarkan banyak biaya. Lebih dari itu, respon calon peserta dapat diketahui lebih cepat dan lebih detail.

“Jika Anda menyediakan link ke website Anda pada status, tweet, note, informasi event, di account pribadi atau group, besar kemungkinan, pengunjung akan mengeklik link tersebut dan masuklah dia ke website Anda. Dari sana, traffic website akan semakin meningkat. Perusahaan pun makin dikenal”, tuturnya.

Menanggapi pertanyaan-pertanyaan pendengar IT’s Time, akhirnya obrolan semakin meluas tentang bagaimana memanfaatkan website untuk berbisnis. Menurut Mohammad Zulkarnain, Web Designer DheZign Online Solution, website bisa efektif untuk memperkenalkan perusahaan dan produknya dengan syarat performanya harus bagus. Selain menampilkan desain eyecatching sehingga pengunjung tertarik, menu-menu yang tersedia juga harus tersistematisasi dengan baik agar pengunjung mudah menemukan kebutuhannya. Foto-foto juga diatur sedemikian rupa dengan resolusi tepat dan tata letak yang menarik agar pengunjung bisa menikmatinya dengan nyaman.

Memanfaatkan Situs Jaringan Sosial untuk Bisnis
Salah satu hal penting lainnya yaitu memanfaatkan SEO (Search Engine Optimization). Zul mengingkatkan pentingnya mencermati tren kata atau kalimat yang sering digunakan para peselancar (browser) internet untuk menemukan apa yang dicarinya. Ia menyarankan untuk menambahkan kata atau kalimat tersebut dalam website, sehingga ketika seseorang mencari dengan kata atau kalimat tersebut maka website akan masuk dalam jajaran halaman depan hasil temuan.

“Jika Anda blogger, sering-seringlah meninggalkan jejak atau komentar yang bermutu di blog orang lain atau situs-situs lain yang ramai dikunjungi orang. Kemudian, tinggalkan alamat blog atau website Anda di sana,”

Model Bisnis

Beberapa jaringan sosial saat ini uang untuk biaya keanggotaan. Pada bagian, ini mungkin karena jaringan sosial adalah layanan baru yang relatif, dan nilai menggunakan mereka belum mantap dalam 'pikiran pelanggan. Perusahaan seperti MySpace dan dapat menjual iklan online di situs mereka. model bisnis mereka adalah berdasarkan jumlah keanggotaan yang besar, dan pengisian untuk keanggotaan akan menjadi kontraproduktif. Beberapa percaya bahwa informasi yang lebih dalam bahwa situs terhadap setiap pengguna akan memungkinkan jauh lebih baik daripada iklan bertarget situs lain yang saat ini dapat menyediakan.

Jaringan sosial beroperasi dengan model bisnis otonom, di mana para anggota jaringan sosial yang menjadi peran ganda baik sebagai pemasok dan konsumen konten. Hal ini berbeda dengan model bisnis tradisional, dimana para pemasok dan konsumen adalah agen yang berbeda. Pendapatan biasanya diperoleh dalam model bisnis otonom mealui iklan, tapi berbasis pendapatan berlangganan adalah mungkin bila keanggotaan dan konten tingkat yang cukup tinggi.

Salah satu Bisnis jaringan Sosial adalah Apsense


Apsense adalah sebuah jaringan sosial bisnis di mana orang diabayar sekaligus berbagi tentang bisnis yang mereka geluti. Bayangkan sebuah tempat di mana anda memiliki semua tool yang anda butuhkan untuk mengembangkan bisnis anda dan dibayar ketika anda menggunakannya. Apsense memberikan kemudahan bagi usaha kita dengan cara membentuk jaringan, mengeksplorasi dan menciptakan konten bisnis yang berkualitas. Perkembangan jaringan baru dan pertukaran informasi yang terus berlangsung terjadi setiap hari di ApSense .

Bagaimana Cara Kerjanya?
Membuat Jaringan
Bangun jaringan sosial pribadi anda. Pertama luangkan waktu sebentar untuk melihat persentasi flash “How to build your network …”. Lalu Anda bisa mulai membangun jaringan sosial anda sendiri hanya dengan cara mengundang teman-teman anda ke APSense. Teman-teman yang Anda undang itu akan otomatis ditempatkan di jaringan Anda. Selain itu, ketika teman-teman Anda yang anda di jaringan Anda mengundang teman-teman mereka, maka mereka juga akan ditempatkan di jaringan Anda. Hal ini membangun sistem jaringan pribadi anda ini telah terbukti sebagai sesuatu yang sangat viral dan mudah sekali diduplikasikan.

Bangun kontak anda. Terdapat ribuan bahkan jutaan orang yang tergabung di APSense yang bisa dengan mudah anda temui dan terkoneksi dengan Anda. Ketika anda melihat seseorang yang ingin anda ajak terkoneksi, tinggal tambahkan saja pada contact list anda. Anda bisa mengirim kepada dan menerima pesan dari kontak-kontak anda kapan pun Anda mau.

Gabung ke dalam group-group minat. Dnegan bergabung pada salah satu group merupakan cara yang luar biasa untuk terhubung satu sama lain dengan orang-orang yang memiliki minat sama. Cari grup yang ingin Anda gabungi, cari tahu para anggota grup tersebut dan berpartisipasilah dalam diskusi-diskusi kelompok baru setiap harinya!

Mengeksplorasi

Jelajahilah blog-blog bisnis. Bisnis-bisnis penting yang berkitan dengan konten-konten ditambahkan setiap menitnya. diretory business blog terdiri atas kategori-kategori seperti bisnis bagaimana melakukan, berita-berita bisnis, tips-tips pemasaran, kisah-kisah sukses, marketing search engine, dan lain sebagainya. Telusuri, temukan, dan pelajari!

Telusuri business centers. APSense Business Centers adalah website-website bisnis yang diciptakan di APSense ini oleh para usernya. Kunjungi Business Center Directory untuk menelusuri bisnis-bisnis, produk-produk, jasa, dan peluang-peluang usaha paling populer dalam berbagai industri.

Selami diskusi-diskusi kelompok. Kunjungi group area untuk menyelami diskusi-diskusi yang berharga pada masalah-masalah bisnis yang paling populer saat ini. Diskusi-diskusi yang paling populer dengan mudah ditandai karena diskusi-diskusi tersebut dicantumkan di awal-awal dalam hasil pencarian dan telusuri direktori-direktorinya.

Menciptakan

Ciptakan blog bisnis Anda sendiri. Ciptakan blog-blog bisnis anda sendiri dan bagikan dengan komunitas APSense. Jika user menyukainya dan menjadi populer, maka konten-konten Anda akan dicantumkan di area hot contens misalnya di home page APSense , newsletters, dan direktor blog bisnis. Blog anda bisa berisikan apa saja mulai dari kisah-kisah sukses hingga bagaimana menjalankan bisnis.

Ciptakan website business center anda sendiri. Gunakan aplikasi web bisnis tingkat lanjut milik APSense untuk menciptakan website bisnis yang sempurna dalam hitungan menit. Anda bisa memasukkan konten apa saja kaitannya dengan bisnis anda misalnya produk anda, jasa anda, testimonial, program-program afiliasi, sumber-sumber ataupun informasi-informasi lain yang berkaitan dengan bisnis anda.

Ciptakan diskusi-diskusi bisnis Anda sendiri. Bangun group anda sendiri ataujoin ke group yang sudah ada, anda bisa memuli diskusi dengan subjek group anda sendiri.

Menghasilkan Uang
Hasilkan uang sambil membangun jaringan anda. Semakin besar jaringan pribadi anda maka semakin besar pula uang yang akan Anda hasilkan. Ketika siapapun dari jaringan pribadi anda memiliki akumulasi $25 pertama dari akun tunai Apsense mereka anda akan mendapaktan hingga $5. Ketika seorang user yang anda referensikan langsung upgrade dengan cara membayar, anda memperoleh komisi hingga 50%, yang merupakan pendapatan bulanan tanpa batas.
Menghasilkan sambil menciptakan konten-konten yang berkualitas. APSense membantu pertumbuhan bisnis anda saat ini dengan memberikan kemudahan pada Anda untuk menciptakan kontek-konten bagi bisnis anda, dan pada saat yang sama, konten-konten ini bisa menghasilkan banyak uang dari iklan buat Anda! Jaringan kami mencakup system profit sharing yang akan membayar anda hingga 25%l. Ketika anda ataupun siapapun dalam page konten jaringan anda menampilkan iklan dan menghasilkan uang, kami akan membayar anda hingga 50% dari total profit yang dihasilkan. Yang membuat APSense lebih khas ialah bahwa perusahaan akan memberikan kesempatan pada anda untuk bisa menjual dan mengelola iklan-iklan anda pada para pengiklan anda maka anda akan mendapatkan pendapatan 100%.

Berapa Banyak Uang yang Akan Saya Hasilkan?
Pertanyaan bagus. Tidak seperti halnya bisnis sejenis, sistem profit sharing APSense dioptimalkan agar memberikan kesempatan pada para usernya untuk menghasilkan pendapatan tak terbatas. Sehingga seberapa besar uang yang bisa anda hasilkan tergantung pada jumlah konten-konten berkualitas yang anda dan jaringan anda bisa buat di APSense . Agar semua user APSense bisa menghasilkan uang dengan konsep “World of APSense , maka para user yang mengupgrade keanggotaannyalah yang akan memperoleh persentase profit sharing lebih tinggi.
Contoh pendapatan yang hanya dari konten page anda sendiri

sumber:
http://fauzan.dhezign.com/302/bisnis/memanfaatkan-situs-jaringan-sosial-untuk-bisnis/
http://en.wikipedia.org/wiki/Social_network_service
http://forum.detikinet.com/showthread.php?31688-Bisnis-Jaringan-Sosial-Apsense
Read More..

Selasa, 19 Oktober 2010

SII (Stratrgy of Information Integrasion)

1. FENOMENA INTEGRASI SISTEM INFORMASI
Tuntutan globalisasi dan persaingan bebas serta terbuka dewasa ini secara langsung telah memaksa berbagai organisasi komersial seperti perusahaan maupun non komersial seperti pemerintah untuk menata uang platform organisasinya. Dalam konteks ini, berbagai inisiatif strategi ditelurkan oleh sejumlah praktisi organisasi yang masing-masing mengarah pada keinginan berkolaborasi atau berkooperasi untuk menyusun kekuatan dan keunggulan baru dalam bersaing (baca: coopetition = collaboration to compete). Terkait dengan hal ini, sejumlah fenomena yang menggejala akhir-akhir ini antara lain:

• Terjadinya merger dan akuisisi antar dua atau sejumlah organisasi dalam berbagai industri vertikal, seperti: perbankan, asuransi, manufaktur, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya;
• Restrukturisasi korporasi yang dilakukan dengan mengubah pola relasi antar anak-anak perusahaan dalam sebuah konsorsium grup usaha;
• Strategi kerjasama berbagai institusi pemerintah secara lintas sektoral untuk meningkatkan kinerja birokrasi;
• Tuntutan berbagai mitra usaha dalam dan luar negeri untuk meningkatkan kualitas aliansi dan kolaborasi; dan lain sebagainya.

Adanya berbagai fenomena tersebut secara tidak langsung memberikan dampak bagi manajemen organisasi, terutama dalam kaitannya dengan pengelolaan sumber dayanya masing-masing. Beragam tuntutan yang bermuara pada keinginan untuk ”mengintegrasikan” secara fisik maupun relasi dua atau lebih organisasi tersebut bermuara pada kebutuhan melakukan upaya ”sharing” sejumlah sumber daya data dan informasi (maupun pengetahuan) yang dimiliki sesama organisasi. Artinya adalah bahwa, dua atau lebih sistem informasi yang ada harus diupayakan untuk ”diintegrasikan”. Terkait dengan hal ini, pengalaman membuktikan bahwa proses tersebut tidaklah sesederhana yang dipikirkan. Lamanya proses
integrasi dan sering kandasnya usaha tersebut menggambarkan tingkat kesulitan atau kompleksitas usaha integrasi yang dimaksud. Banyak kalanagan praktisi menilai bahwa masalah utama yang dihadapi bukanlah karena kendala teknis, namun lebih banyak didominasi oleh hal-hal yang non teknis (baca: politik organisasi). Tidak banyak pihak yang mampu mencari jalan keluar dalam menghadapi kenyataan ini.

2. METODOLOGI SEBAGAI BAHASA BERSAMA
Dengan mempelajari sejumlah ilmu perilaku organisasi, jalan buntu politisasi tersebut dapat
dipecahkan dengan menggunakan sebuah metodologi yang disusun berdasarkan fenomena resistensi yang kebanyakan disebabkan karena hal-hal sebagai berikut:

• Ego sektoral organisasi yang sangat tinggi sehingga menutup kemungkinan untuk mau diatur atau bekerjasama dengan organisasi lain (kecuali jika yang bersangkutan menjadi pemimpin konsorsium);
• Anggapan bahwa sistem informasi merekalah yang terbaik dibandingkan dengan yang dimiliki oleh pihak-pihak mitra lainnya;
• Konteks kepentingan yang berbeda pada setiap organisasi sehingga sulit dicari titik temu yang memungkinkan untuk melakukan integrasi secara cepat;
• Berebutan untuk menjadi pimpinan tim integrasi dalam sebuah konsorsium kerja sama;
• Ketidakinginan untuk saling membagi data, informasi, maupun pengetahuan yang dimiliki karena akan dianggap mengurangi keunggulan kompetitif individu maupun organisasi;
• Ketidaktahuan harus memulai usaha integrasi dari mana sehingga kondusif untuk dilakukan sejumlah pihak terkait; dan lain sebagainya.

Pendekatan dimaksud adalah dengan menggunakan metodologi yang menekankan pada evolusi pelaksanaan enam tahap integrasi seperti yang dijelaskan berikut ini.
GAMBAR: EVOLUSI STRATEGI INTEGRASI

Tahap I: Eksploitasi Kapabilitas Lokal

Pada tahap pertama ini, yang perlu dilaksanakan adalah melakukan pengembangan maksimal terhadap kapabilitas sistem informasi masing-masing organisasi. Tujuan dari dilakukannya tahap ini adalah untuk memahami secara sungguh-sungguh batasan maksimal kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan kebutuhan manajemen strategis dan operasional organisasi yang bersangkutan – baik dilihat dari segi keunggulannya maupun keterbatasannya. Hasil kajian ini sangatlah berguna untuk tahapan selanjutnya, terutama nanti dalam melihat cara-cara mengatasi keterbatasan masingmasing sistem informasi terkait. Adanya tahap ini juga bermanfaat bagi mereka yang selama ini belum tahu benar mengenai karakteristik dan spesifikasi sistem informasi yang dimiliki untuk dapat lebih mengerti kapabilitas kemampuan sistem yang sebenarnya. Aktivitas eksploitasi yang dimaksud dapat hanya merupakan sebuah kajian atau simulasi analisa belaka atau benar-benar dilakukan pengembangan sistem yang dimaksud. Berbagai pendekatan teori manajemen dapat dipakai untuk membantu proses eksploitasi ini, seperti misalnya: SWOT, risk assessment, gap analysis, value assessment, dan lain sebagainya. Esensi keluaran (baca: outcome) dari tahap ini adalah pemahaman akan keunggulan dan keterbatasan sistem informasi yang dimiliki organisasi dalam hal memenuhi visi dan misi organisasi yang bersangkutan maupun dalam kaitannya dengan kebutuhan organisasi mitra lainnya yang diajak bekerjasama.

Tahap II: Lakukan Integrasi Tak Tampak
Setiap kerjasama atau kolaborasi dua atau lebih organisasi kerap mendatangkan kebutuhan baru. Dan ketika kebutuhan bersama ini muncul, seringkali tidak dapat dipenuhi oleh sebuah sistem informasi yang dimiliki salah satu anggota konsorsium. Karena Tahap I yaitu kajian kapabilitas sudah dilakukan, tidak akan ada satu organisasi pun yang berani ”berbohong” atau ”membual” bahwa hanya sistem informasinyalah yang dapat menyediakan kebutuhan kerjasama konsorsium. Pada saat kebutuhan baru ini berhasil didefinisikan secara jelas, masing-masing organisasi melalui CIO-nya (CIO = Chief Information Officer) – atau personal dengan otoritas tertinggi di bidang sistem informasi – berkumpul dan berdiskusi bersama untuk mencari jalan keluar pemenuhan kebutuhan yang ada. Secara tidak langsung, dalam proses ini, cetak biru arsitektur masing-masing sistem informasi dapat mulai saling
diperkenalkan dan dipertukarkan. Jika hal ini berhasil dilakukan, maka tahap yang tersulit dalam integrasi, yaitu duduk bersama untuk memikirkan kepentingan yang lebih besar berhasil dilalui. Pada saat inilah
sebenarnya hakekat ”integrasi” telah dilakukan. Secara teknis yang biasa dihasilkan adalah ide-ide solusi dalam bentuk penambahan sejumlah entitas atau komponen sebagai jembatan antara satu sistem dan sistem lainnya tanpa harus merusak masingmasing sistem informasi yang telah dianggap baik bekerja oleh setiap organisasi yang ada. Artinya adalah bahwa secara vertikal, masing-masing sistem informasi tetap melayani setiap organisasi terkait,
sementara secara horisontal telah dilakukan proses integrasi melalui penambahan komponen-komponen baru hasil diskusi beragam organisasi yang terlibat (misalnya: interface, middleware, application integration system, database clearing house, dsb.). Keluaran sesungguhnya dalam tahap ini adalah kepercayaan dan kesadaran akan perlunya kerjasama untuk memecahkan solusi.

Tahap III: Kehendak Berbagi Pakai
Ketika skenario pada tahap kedua telah berjalan dengan baik (baca: efektif), langkah berikutnya adalah melakukan evaluasi seberapa efisien dan optimum solusi tersebut berhasil dibangun terutama dalam kaitannya dengan pemanfaatan beraneka ragam sumber daya organisasi. Tentu saja efisiensi dan optimalisasi tertinggi belum terlihat dalam solusi tersebut karena dibangun dengan paradigma ”tidak mengganggu” masing-masing sistem informasi.
Sekali lagi para CIO akan berkumpul dan melihat bahwa banyak peluang untuk meningkatkan kinerja solusi yang dihasilkan jika dan hanya jika adanya ”sharing” atau pola berbagi pakai antar sumber daya teknologi informasi yang dimiliki masing-masing organisasi. Dalam konteks inilah mulai terlihat adanya tawaran untuk misalnya menggunakan server dari organisasi A, aplikasi dari organisasi B, database dari organisasi C, jaringan dari organisasi D, dan lain sebagainya. Semua itu terjadi sebagai dampak kehendak untuk mencari solusi yang terbaik, sehingga seluruh CIO merasa tertantang intelejensianya dalam menghasilkan sistem yang dimaksud. Keluaran terpenting dari tahap ini adalah mulai bergesernya pemikiran-pemikiran yang didominasi oleh faktor emosional ke ide-ide brilian
yang dipandu oleh pemikiran rasional.

Tahap IV: Redesain Arsitektur Proses
Mencari solusi dengan berbekal berbagi pakai sumber daya biasanya dapat dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan pemilik kepentingan internal (baca: internal stakeholder). Ketika konsorsium organisasi tersebut harus berurusan dengan pemenuhan kebutuhan pemilik kepentingan eksternal, seperti misalnya pelanggan atau publik, maka proses yang cepat, berkualitas, dan murah adalah yang menjadi dambaan mereka. Hal tersebut tidaklah mungkin terjadi jika secara lintas organisasi tidak dilakukan aktivitas redesain proses. Di sinilah tahap penentu integrasi diuji kembali, karena yang akan terlibat tidak sekedar para CIO, melainkan pimpinan nomor satu dari masing-masing organisasi. Kegiatan kolaborasi ini akan efektif jika bermula dari akhir, dalam arti kata menggunakan kebutuhan pemegang kepentingan akhir (yaitu pelanggan atau publik) sebagai target solusi redesain. Dengan berpegang pada konsep dan teori BPR (= Business Process Reengineering) sejumlah usaha untuk melakukan
eliminasi, simplifikasi, integrasi, dan otomatisasi proses akan dilakukan. Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah semangat kolaborasi antar CIO yang harus ditularkan ke para pimpinan organisasi. Biasanya yang dilakukan adalah para CIO melakukan kajian terlebih dahulu, dan mendesain arsitektur proses baru (baca: tentatif) yang dipresentasikan kepada para pimpinan dengan sebuah pesan penting yaitu desain terkait dapat dan mungkin diterapkan oleh beragam organisasi tersebut. Keluaran dari tahap terberat ini adalah kesepakatan untuk melakukan kolaborasi secara lebih jauh, yaitu dengan memperhatikan nilai (atau value) dari pemegang kepentingan utama dari seluruh organisasi yang berkolaborasi. Ragam proses baru inilah yang akan menjadi cikal bakal atau embrio arsitektur sebuah
sistem informasi terintegrasi yang dimaksud, yang merupakan penjelmaan ”secara tidak sadar” kumpulan sistem informasi organisasi beragam yang ada.

Tahap V: Optimalkan Infrastruktur
Rancangan beraneka ragam proses baru yang dihasilkan pada tahap sebelumnya tidaklah akan berjalan secara efektif, efisien, optimal, dan terkontrol dengan baik apabila secara fundamental tidak dilakukan penyesuaian terhadap infrastruktur organisasi yang ada – dalam hal ini adalah arsitektur sistem informasi terintegrasi yang dimiliki. Dalam kaitan inilah maka optimalisasi sistem informasi terintegrasi yang bercikal bakal pada masing-masing sistem informasi organisasi akan menghasilkan sebuah sistem dengan komponen-komponen lengkapnya seperti: perangkat keras, perangkat lunak, infrastruktur jaringan, sumber daya manusia, sistem database terpadu, dan lain sebagainya. Perlu diperhatikan bahwa proses optimalisasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pemegang kepentingan utama dengan batasan (baca: contraint) tetap dijaganya kinerja masing-masing sistem informasi untuk melayani organisasi yang ada secara vertikal. Keluaran dari tahap optimaliasi ini adalah sebuah sistem informasi terpadu yang dapat bekerja secara efektif melayani kepentingan vertikal maupun horisontal. Dan tentu saja yang tidak kalah pentingnya, yaitu semakin eratnya relasi antar organisasi yang berkolaborasi setelah melewati sejumlah tahap sebelumnya.

Tahap VI: Transformasi Organisasi
Tahap terakhir yang akan dicapai sejalan dengan semakin eratnya hubungan antar organisasi adalah transformasi masing-masing organisasi. Transformasi yang dimaksud pada dasarnya merupakan akibat dari dinamika kebutuhan lingkungan eksternal organisasi yang memaksanya untuk menciptakan sebuah sistem organisasi yang adaptif terhadap perubahan apapun. Sistem informasi masa kini yang dibangun dengan menggunakan paradigma rumah tumbuh dan berbasis komponen (baca: object-based approach) secara tidak langsung akan menular kepada karakteristik dari organisasi terkait. Artinya, sejumlah hal baru akan tumbuh menggantikan sesuatu yang telah lama dianut, misalnya:
• Transformasi dari organisasi berbasis struktur dan fungsi menjadi organisasi berbasis proses;
• Transformasi dari organisasi berbasis sumber daya fisik menjadi organisasi berbasis pengetahuan;
• Transformasi dari organisasi berbasis kebutuhan pemilik kepentingan internal menjadi organisasi berbasis kebutuhan pemilik kepentingan eksternal;
• Transformasi dari organisasi berbasis rantai nilai fisik menjadi organisasi berbasi rantai nilai virtual; dan lain sebagainya.

Tahapan Setelah Integrasi
Dengan memperhatikan rangkaian kejadian di atas, terlihat bahwa proses integrasi merupakan sebuah strategi transisi yang terjadi secara alami, bukan dipaksakan oleh satu atau dua kubu kepentingan tertentu. Hal inilah yang sebenarnya menjadi kunci untuk melumerkan ketegangan politis yang terjadi dalam setiap proyek penggabungan atau kolaborasi sistem informasi. Dalam prakteknya, rangakaian tahapan tersebut akan berlangsung membentuk siklus hidup yang tidak berkesudahan, sejalan dengan keinginan setiap organisasi untuk selalu memperbaiki kinerjanya dari waktu ke waktu. Tentu saja setelah melalui proses evaluasi dan pembelajaran yang terjadi secara kontinyu dan berkesinambungan.

sumber:
http://www.batan.go.id/sjk/eII2006/Page02/P02h.pdf
Read More..

CIM (Corporate Information Management)

Enam dimensi Manajemen Informasi Perusahaan

Corporate informasi manajemen (CIM) atau manajemen informasi perusahaan adalah suatu proses:
• Membuat rasa Strategis
• Perencanaan pasokan untuk informasi masa yang akan datang
• Meningkatkan nilai utilitas sumber daya informasi yang tersedia
• Menghilangkan informasi yang berlebihan
• Memastikan kepatuhan terhadap informasi perundang-undangan yang terkait
• Meningkatkan pengembalian atas investasi di teknologi informasi


1) Membuat rasa Strategis
Korporasi menghadapi massa informasi yang dihasilkan luar informasi. Sebuah kekayaan potensi untuk mengidentifikasi tren perubahan, penting bagi organisasi, yang tersembunyi dalam berbagai sumber informasi eksternal. manajemen informasi perusahaan bertugas untuk mengidentifikasi kredibel dan relevan sumber informasi eksternal dan membangun sistem rasa dan respon yang memungkinkan tren bisnis melacak dan memberikan informasi yang diinterpretasikan untuk respon tindakan yang tepat.

2) Perencanaan untuk kebutuhan masa depan
Perubahan telah menjadi bagian dari bisnis normal. Sebagian besar perusahaan korporasi memiliki berbagai proyek mendorong inisiatif bisnis baru. Ketika sebuah proyek mengubah cara bisnis melakukannya hampir selalu menyiratkan bahwa akan ada kebutuhan informasi baru. Sebuah proses bisnis baru yang perlu dipantau dan informasi yang diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan. Inisiatif baru selalu membawa dengan mereka elemen risiko. Kunci keberhasilan pelaksanaan inisiatif strategis adalah untuk merencanakan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan informasi baru.

3) Meningkatkan nilai utilitas informasi yang tersedia
Bisnis adalah didukung oleh siklus hidup informasi. Informasi persyaratan yang mendefinisikan, informasi ditangkap, informasi didistribusikan ke titik kebutuhan dan akhirnya informasi tersebut didistribusikan ke titik pengambilan keputusan. Nilai utilitas informasi didasarkan pada apakah informasi yang meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses operasional. Utility sering merupakan fungsi dari relevansi, akurasi, kelengkapan dan ketepatan waktu dengan mana informasi ini tersedia di titik kebutuhan. Nilai utilitas informasi Namun lebih dari relevansi, dll akurasi karena juga tergantung pada seberapa baik orang dilengkapi untuk menggunakan informasi. Manajemen informasi perusahaan harus memastikan bahwa proses berada di tempat untuk memastikan bahwa kualitas tinggi lahan informasi di tangan orang-orang berkualitas tinggi. Dalam ini bertujuan perbedaan antara Teknologi Informasi dan sumber daya manusia mengaburkan. Pada dasarnya manajemen informasi perusahaan menjamin proses bisnis dialog perbaikan berkesinambungan antara bisnis dan Teknologi Informasi untuk memastikan informasi yang tepat tersedia untuk mengamankan ia kelancaran proses bisnis.

4) Menghilangkan informasi yang berlebihan
Kutukan dari era informasi adalah kelebihan informasi. Di hampir setiap organisasi masih ada perangkat lunak modul berjalan dan membuat laporan yang tidak ada orang yang tertarik dalam manajemen informasi perusahaan harus mengidentifikasi informasi apa yang benar-benar dibutuhkan dalam bisnis ini dan informasi apa yang seharusnya tidak lagi diberikan. Dengan sengaja mengelola dari sumber-sumber informasi yang telah menjadi berlebihan biaya teknologi informasi dapat dikurangi tajam.

5) Memastikan kepatuhan) terhadap undang-undang
Legislasi adalah penangkapan dengan kekhasan era informasi. Legislasi menuntut bahwa suatu perusahaan melindungi informasi klien terhadap penyalahgunaan. Undang-undang lainnya adalah di tempat untuk mengamankan hak pemegang saham untuk memiliki akses ke informasi yang berkualitas untuk membuat keputusan investasi. Manajemen informasi perusahaan harus terus-menerus menginterpretasikan persyaratan hukum dan memastikan bahwa semua langkah berada di tempat untuk memastikan kepatuhan terhadap undang-undang.

6) Meningkatkan laba atas investasi di teknologi informasi
Pengembalian investasi menunjukkan peningkatan jumlah pendapatan yang dihasilkan, penurunan biaya teknologi informasi dan pengurangan risiko bisnis. Manajemen informasi perusahaan memastikan bahwa setiap potensi sumber daya teknologi informasi adalah sepenuhnya dieksploitasi oleh bisnis. Sebuah value driver utama bagi manajemen informasi perusahaan adalah untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh informasi di perusahaan dengan memastikan bahwa informasi yang cukup terlindung dari penyalahgunaan dan pelecehan.

Manajemen Informasi
Manajemen Informasi (IM) adalah pengumpulan dan pengelolaan informasi dari satu atau lebih sumber dan distribusi informasi tersebut untuk satu atau lebih penonton. Hal ini terkadang melibatkan orang-orang yang memiliki kepentingan dalam, atau hak untuk informasi tersebut. Manajemen berarti organisasi dan kontrol atas proses, struktur dan penyampaian informasi.

Sepanjang tahun 1970-an ini sebagian besar terbatas pada file, pemeliharaan file, dan manajemen siklus hidup dari file berbasis kertas, media lain dan catatan. Dengan perkembangan teknologi informasi mulai tahun 1970-an, tugas manajemen informasi mengambil cahaya baru, dan juga mulai mencakup bidang pemeliharaan Data . Tidak ada lagi adalah pengelolaan informasi pekerjaan sederhana yang dapat dilakukan oleh hampir semua orang. Pemahaman tentang teknologi yang terlibat, dan teori di balik itu menjadi perlu. Sebagai penyimpanan informasi bergeser ke cara elektronik, ini menjadi lebih dan lebih sulit. Pada akhir 1990-an ketika informasi secara teratur disebarluaskan melalui jaringan komputer dan dengan cara elektronik lainnya, manajer jaringan, dalam arti, menjadi manajer informasi. Orang-orang menemukan diri mereka bertugas dengan tugas semakin kompleks, hardware dan software. Dengan alat terbaru yang tersedia, manajemen informasi telah menjadi sumber daya yang kuat dan biaya yang besar untuk banyak organisasi.

Singkatnya, manajemen informasi memerlukan pengorganisasian, mengambil, memperoleh dan memelihara informasi. Hal ini terkait erat dan tumpang tindih dengan praktek Manajemen Data.

konsep manajemen Informasi
Setelah teori ilmu perilaku manajemen, terutama yang dikembangkan di Carnegie Mellon University dan menonjol diwakili oleh Barnard, Richard M. Cyert , Maret dan Simon , sebagian besar dari apa yang terjadi di organisasi jasa sebenarnya pengambilan keputusan dan proses informasi. Faktor penting dalam informasi dan analisa keputusan proses demikian kemampuan terbatas individu untuk memproses informasi dan membuat keputusan di bawah keterbatasan ini.

Menurut Maret dan Simon, organisasi harus dianggap sebagai sistem koperasi dengan tingkat tinggi pengolahan informasi dan kebutuhan yang luas untuk pengambilan keputusan di berbagai tingkatan. Mereka juga mengklaim bahwa ada faktor-faktor yang akan mencegah individu dari bertindak ketat rasional, dalam berlawanan dengan apa yang telah diusulkan dan dianjurkan oleh teori klasik. Sebaliknya, mereka mengusulkan bahwa keputusan apapun akan sub-optimal karena rasionalitas dibatasi dari pembuat-keputusan.

Alih-alih menggunakan model manusia ekonomi, seperti yang dianjurkan dalam teori klasik, mereka mengusulkan orang administratif sebagai alternatif yang didasarkan pada argumentasi mereka tentang batas-batas kognitif rasionalitas.

Sedangkan teori yang dikembangkan di Carnegie Mellon jelas mengisi beberapa kesenjangan teoritis dalam disiplin, Maret dan Simon tidak mengusulkan suatu bentuk organisasi tertentu yang mereka dinilai sangat layak untuk mengatasi keterbatasan kognitif dan rasionalitas dibatasi pembuat keputusan. Melalui argumentasi mereka sendiri terhadap model pengambilan keputusan normatif, yaitu, model yang menentukan orang-orang bagaimana mereka harus memilih, mereka juga meninggalkan ide tentang bentuk organisasi yang ideal.
Selain faktor-faktor yang disebutkan pada bulan Maret dan Simon, ada dua aspek besar lainnya, yang berasal dari dinamika lingkungan dan organisasi. Pertama, adalah tidak mungkin untuk mengakses, mengumpulkan dan mengevaluasi semua informasi lingkungan yang relevan untuk mengambil keputusan tertentu pada, yaitu harga yang wajar waktu, dan usaha. Dengan kata lain, mengikuti kerangka ekonomi nasional, biaya transaksi yang terkait dengan proses informasi terlalu tinggi. Kedua, aturan organisasi dan prosedur dapat mencegah pengambilan keputusan yang paling tepat, yaitu, bahwa solusi yang sub-optimal dipilih sesuai dengan peringkat struktur organisasi atau kelembagaan aturan, pedoman dan prosedur, sebuah isu yang juga telah membawa maju sebagai kritik utama terhadap prinsip-prinsip organisasi birokrasi.

Menurut Carnegie Mellon School dan pengikutnya, manajemen informasi, yaitu, kemampuan organisasi untuk memproses informasi, merupakan inti kompetensi organisasi dan manajerial. Akibatnya, strategi untuk desain organisasi harus bertujuan meningkatkan kemampuan pemrosesan informasi. Jay Galbraith telah mengidentifikasi lima strategi desain organisasi utama dalam dua kategori - kapasitas informasi pengolahan meningkat dan mengurangi kebutuhan pengolahan informasi.
1. Pengurangan pengolahan kebutuhan informasi
1. Manajemen lingkungan
2. Penciptaan sumber daya slack
3. Penciptaan tugas mandiri
2. Meningkatkan kapasitas pemrosesan informasi organisasi
1. Penciptaan hubungan lateral
2. Sistem informasi vertikal

Manajemen lingkungan beradaptasi. Alih-alih untuk mengubah keadaan lingkungan, organisasi dapat mencari untuk memodifikasi lingkungannya. Vertikal dan horisontal kolaborasi, yaitu kerjasama atau integrasi dengan organisasi lain dalam sistem nilai industri berarti khas untuk mengurangi ketidakpastian. Contoh untuk mengurangi ketidakpastian dalam kaitannya dengan tahap sebelumnya atau menuntut sistem industri adalah konsep Supplier kolaborasi-Pengecer atau Efisien Customer Response.

Penciptaan sumber daya slack untuk. Dalam rangka mengurangi pengecualian, tingkat kinerja dapat berkurang, sehingga mengurangi beban informasi tentang hirarki. Sumber daya kendur tambahan, diperlukan untuk mengurangi pemrosesan informasi dalam hirarki, merupakan biaya tambahan untuk organisasi. Pemilihan metode ini jelas tergantung pada biaya alternatif strategi lain.

Penciptaan-berisi tugas diri. Mencapai penutupan konseptual tugas merupakan cara lain untuk mengurangi pemrosesan informasi. Dalam hal ini, satuan tugas-performing memiliki semua sumber daya yang diperlukan untuk melakukan tugas. Pendekatan ini berkaitan dengan tugas (de-) komposisi dan interaksi antar unit organisasi yang berbeda, antarmuka organisasi dan informasi yaitu.

Penciptaan hubungan lateral. Dalam hal ini, proses pengambilan keputusan ditetapkan lateral yang melintasi unit-unit organisasi fungsional. Tujuannya adalah untuk menerapkan sistem subsidiaritas keputusan, yaitu untuk memindahkan kekuasaan keputusan untuk proses, bukannya memindahkan informasi dari proses tersebut ke dalam hirarki untuk pengambilan keputusan.

Investasi dalam sistem informasi vertikal. Daripada memproses informasi melalui saluran hirarki yang ada, organisasi dapat membangun sistem informasi vertikal Dalam hal ini, arus informasi untuk suatu tugas tertentu (atau serangkaian tugas) yang diarahkan sesuai dengan logika bisnis diterapkan, bukan organisasi hirarkis.

Setelah konsep hubungan lateral, juga menjadi mungkin untuk menggunakan suatu bentuk organisasi yang berbeda dari informasi yang hirarkis yang sederhana. Organisasi Matrix bertujuan untuk menyatukan basis departemen fungsional dan produk dan mencapai keseimbangan dalam pengolahan informasi dan pengambilan keputusan antara struktur vertikal (hirarkis) dan horizontal (produk atau proyek). Pembentukan organisasi matrix juga dapat dianggap sebagai respon manajemen untuk terus-menerus atau permanen untuk adaptasi terhadap dinaika lingkungan, bukan respon terhadap tuntutan episodik.

Sumber:
http://it.toolbox.com/blogs/enterprise-design/the-six-dimensions-of-corporate-information-management-14790
http://en.wikipedia.org/wiki/Information_management
Read More..

Senin, 18 Oktober 2010

EBC (E-Commerce and E-Business)

E-Commerce

E-commerce atau bisa disebut Perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.

Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.

E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.

E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.

Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk:
1. Menyediakan harga kompetitif
2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.
7. Mempermudah kegiatan perdagangan

Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah:
* E-mail dan Messaging
* Content Management Systems
* Dokumen, spreadsheet, database
* Akunting dan sistem keuangan
* Informasi pengiriman dan pemesanan
* Pelaporan informasi dari klien dan enterprise
* Sistem pembayaran domestik dan internasional
* Newsgroup
* On-line Shopping
* Conferencing
* Online Banking

Perusahaan yang terkenal dalam bidang ini antara lain: eBay, Yahoo, Amazon.com, Google, dan Paypal. Untuk di Indonesia, bisa dilihat tradeworld.com, bhineka.com, fastncheap.com, dll.

Ruang Lingkup E-Commerce

ELECTRONIC BUSINESS, merupakan lingkup aktivitas perdagangan secara elektronik dalam arti luas.

ELECTRONIC COMMERCE, merupakan lingkup perdagangan yang dilakukan secara elektronik, dimana di dalamnya termasuk :
- Perdagangan via Internet (Internet Commerce)
- Perdagangan dengan fasilitas Web Internet (Web-Commerce)
- Perdagangan dengan sistem pertukaran data terstruktur secara elektronik (Electronic Data Interchange/EDI).

Perbedaan antara proses perdagangan secara manual dengan menggunakan e-commerce
Proses manual
Proses E-Commerce
Jelas terlihat perbedaan mendasar antara proses manual dengan e-commerce. Pada proses dengan e-commerce terjadi efisiensi pada penggunaan fax, pencetakan dokumen, entry ulang dokumen, serta jasa kurir. Efisiensi tersebut akan menunjukkan pengurangan biaya dan waktu/kecepatan proses. Kualitas transfer data pun lebih baik, karena tidak dilakukan entry
ulang yang memungkinkan terjadinya human error.

Secara ringkas e-commerce mampu menangani masalah berikut :
- OTOMATISASI, proses otomatisasi yang menggantikan proses
manual.(“enterprise resource planning” concept)
- INTEGRASI, proses yang terintegrasi yang akan meningkatkan efisiensi
dan efektivitas proses. (“just in time” concept)
- PUBLIKASI, memberikan jasa promosi dan komunikasi atas produk dan
jasa yang dipasarkan. (“electronic cataloging” concept)
- INTERAKSI, pertukaran data atau informasi antar berbagai pihak yang akan
meminimalkan “human error” (“electronic data interchange/EDI” concept)
- TRANSAKSI, kesepakatan antara 2 pihak untuk melakukan transaksi yang
melibatkan institusi lainnya sebagai pihak yang menangani pembayaran.
(“electronic payment” concept)

Keuntungan E-Commerce

Keuntungan e-commerce bagi konsumen :
• Keuntungan yang terbesar bagi konsumen adalah melakukan bisnis secara online dengan mudah. Seorang pembeli di internet dapat menggunakan komputer pribadinya pagi atau malam selama 7 hari per minggu untuk membeli hampir semua barang. Seorang konsumen tidak perlu mengantri di toko atau bahkan meninggalkan rumahnya;
• Beberapa perusahaan e-commerce telah membuat proses ini lebih mudah. Beberapa toko online menyimpan informasi kartu kredit pembelinya di server mereka, sehingga informasi yang dibutuhkan hanya dimasukkan sekali saja. Beberapa bisnis online bahkan tidak mengirimkan produk-produknya ke pelanggan melalui pos, khususnya yang menjual software komputer. Sebagai contoh: beyon.com mengizinkan para pelanggannya untuk men-download
software yang dibelinya langsung ke komputer mereka.
• Pengurangan biaya. Perusahaan yang menjual saham secara online, seperti etrade.com membebankan biaya hanya sekitar $ 10 per perdagangan, yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan membeli saham tersebut melalui perantara saham tradisional.

Keuntungan e-commerce bagi bisnis :
• Perusahaan-perusahaan dapat menjangkau pelanggan di seluruh dunia. Oleh karena itu dengan memperluas bisnis mereka, sama saja dengan meningkatkan keuntungan.
• e-commerce menawarkan pengurangan sejumlah biaya tambahan. Sebuah perusahaan yang melakukan bisnis di internet akan mengurangi biaya tambahan karena biaya tersebut tidak digunakan untuk gedung dan pelayanan pelanggan (customer service), jika dibandingkan dengan jenis bisnis tradisional.

Secara ringkas keuntungan e-commerce tersebut adalah sebagai berikut:
• Bagi Konsumen : harga lebih murah, belanja cukup pada satu tempat.
• Bagi Pengelola bisnis : efisiensi, tanpa kesalahan, tepat waktu
• Bagi Manajemen : peningkatan pendapatan, loyalitas pelanggan.

Keamanan (Security)
Secara umum, keamanan merupakan salah satu komponen atau servis yang dibutuhkan untuk menjalankan eCommerce. Beberapa bagian dari keamanan ini sudah dibahas di atas dalam bagian tersendiri, seperti Infrastruktur Kunci Publik (IKP), dan privacy. Untuk menjamin keamanan, perlu adanya kemampuan dalam bidang ini yang dapat diperoleh melalui penelitian dan pemahaman. Beberapa topik (issues) yang harus dikuasai antara lain akan didaftar di bawah ini.

I. Teknologi Kriptografi. Teknologi kriptografi menjelaskan bagaimana mengamankan data dengan menggunakan enkripsi. Berbagai sistem sudah dikembangkan seperti sistem private key dan public key. Penguasaan algoritma-algoritma populer digunakan untuk mengamankan data juga sangat penting. Contoh algoritma ini antara lain DES, IDEA, RC5, RSA dan ECC (Ellliptic Curve Cryptography). Penelitian dalam bidang ini di perguruan tinggi merupakan suatu hal yang penting. Salah satu masalah dalam mengamankan enkripsi adalah bagaimana memastikan bahwa hanya sang penerima yang dapat mengakses data. Anda dapat menggembok data dan mengirimkannya bersama kuncinya ke alamat tujuan, tetapi bagaimana memastikan kunci itu tidak dicuri orang di tengah jalan? Salah satu cara untuk memecahkannya adalah bahwa si penerima yang mengirimkan gemboknya, tetapi tidak mengirimkan kuncinya. Anda menggembok data dengan gembok yang dikirim olehnya dan mengirimkannya. Si penerima kemudian akan membukanya dengan kunci miliknya yang tidak pernah dikirimkannya ke siapa-siapa. Kini masalahnya bila data yang digembok itu dicuri orang, tetapi dengan enkripsi yang kompleks akan sangat sulit bagi orang itu untuk mengakses data yanmg sudah digembok itu.

II. One Time Pasword. Penggunaan password yang hanya dapat dipakai sebanyak satu kali. Biasanya password angka digital yang merandom angka setiap kali transaksi.

III. Konsultan keamanan. Konsultan, organisasi, dan institusi yang bergerak di bidang keamanan dapat membantu meningkatkan dan menjaga keamanan. Contoh organisasi yang bergerak di bidang ini adalah IDCERT.

Berikut Keamanan di E-Commerce:
Microsoft dan Netscape, bekerja sama dengan perusahaan kartu kredit (Visa dan MasterCard), serta perusahaan-perusahaan internet security (seperti VeriSign), telah membuat standar enkripsi khusus yang membuat transaksi melalui web menjadi sangat aman. Bahkan, Visa dan MasterCard menyediakan jaminan keamanan 100% kepada pengguna credit cardnya yang menggunakan e-com.

Yang menandakan suatu retailer web site aman atau tidak adalah adanya tanda khusus yang muncul di status bar di bagian bawah layar browser. Pada IE, tanda yang muncul adalah tanda gembok terkunci di pojok kanan status bar. Sedangkan pengguna Netscape Navigator, akan melihat tanda kunci di pojok kiri status bar. Walaupun begitu, karena standar yang dipakai untuk secure connection ini relatif baru, belum semua cybershop menggunakan standar ini.

Kumpulan dari banyak cybershop yang telah terintegrasi dinamakan cybermall. Beberapa cybermall akan mengecek terlebih dahulu legitimasi dari cybershop yang akan masuk, sehingga dapat menghindari adanya cybershop yang palsu. Beberapa cybermall juga menyediakan jasa-jasa tambahan, seperti billing atau tagihan yang tersentralisasi, menjadikan proses belanja menjadi lebih mudah dan aman.

E-Business
E-bisnis dapat diterjemahkan sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semi otomatis dengan menggunakan sistem informasi komputer. Istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Lou Gerstner, seorang CEO perusahaan IBM ini, sekarang merupakan bentuk kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menggunakan teknologi Internet. E-bisnis memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal mereka secara lebih efisien dan fleksibel. E-bisnis juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik.

Dalam penggunaan sehari-hari, e-bisnis tidak hanya menyangkut e-dagang (perdagangan elektronik atau e-commerce) saja. Dalam hal ini, e-dagang lebih merupakan sub bagian dari e-bisnis, sementara e-bisnis meliputi segala macam fungsi dan kegiatan bisnis menggunakan data elektronik, termasuk pemasaran Internet (e-pemasaran). Sebagai bagian dari e-bisnis, e-dagang lebih berfokus pada kegiatan transaksi bisnis lewat www atau Internet. Dengan menggunakan sistem manajemen pengetahuan, e-dagang mempunyai goal untuk menambah revenu dari perusahaan.

Sementara itu, e-bisnis berkaitan secara menyeluruh dengan proses bisnis termasuk value chain: pembelian secara elektronik (electronic purchasing), manajemen rantai suplai (supply chain management), pemrosesan order elektronik, penanganan dan pelayanan kepada pelanggan, dan kerja sama dengan mitra bisnis. E-bisnis memberi kemungkinan untuk pertukaran data di antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, baik lewat web, Internet, intranet, extranet atau kombinasi di antaranya.

Pembagian E-Business

E-BUSINESS dibagi menjadi 4 bagian :
1. Customer Relationship Management (CRM) :
sistem kustomisasi real time yang memanajemen kustomer dan melakukan personalisasi produk dan servis berdasarkan keinginan customer atau menyangkut hubungan antara perusahaan dengan konsumen yang meliputi : Sales, pemasaran, data-data penjualan dan pelayanan, anggapan dari konsumen.
2. Enterprise Resource Planning (ERP) :
sistem informasi pendukung e-business, yang menyediakan berbagai macam kebutuhan perusahaan seperti supply chain, CRM, marketing, warehouse, shipping, dan payment, serta mampu melakukan otomatisasi proses bisnis atau menyangkut hubungan dalam-internal perusahaan tersebut, yang meliputi : Production planning, integrated logistics, Accounting and Finance, Human Resource, Sales and distribution, order management.
3. Enterprise Aplication Program (EAI) :
merupakan konsep integrasi berbagai proses bisnis dengan memperbolehkan mereka saling bertukar data berbasis message. EAI berfungsi sebagai penghubung ERP dengan SCM atau ERP dengan CRM.
4. Supply Chain Management (SCM) :
manajemen rantai supply secara otomatis terkomputerisasi.
SCM menyangkut hubungan antara perusahaan dengan supplier.

Tujuan dan Manfaat Implementasi E-Bisnis
Tujuan implementasi e-bisnis adalah untuk mendukung efisiensi dan integritas pengelolaan data Sumber Daya Manusia, Keuangan, Supply Chain Management/Logistic Management. Selain itu berfungsi sebagai sarana komunikasi dan informasi bagi public dan stakeholders lainnya. Dengan berbasiskan internet, sistem ini dapat diakses dimana saja sesuai dengan hak akses yang telah ditentukan. Manfaat implementasi e-bisnis adalah :
- Meningkatkan kinerja operasional perusahaan.
- Meningkatkan peluang akses ke pasar, pemasok dan pendanaan yang sangat luas.
- Meningkatkan efisiensi perusahaan.
- Mempermudah pengelolaan asset perusahaan.
- Meningkatkan kualitas layanan terhadap pelanggan.
- Meningkatkan komunikasi seluruh stakeholders.
- Mengatasi kesenjangan digital.
- Media mempromosikan kompetensi perusahaan.
- Memperlancar transaksi bisnis.
- Sarana penyebaran informasi secara luas.

Manfaat E-Bisnis bagi perusahaan, customer dan masyarakat

a. Bagi Perusahaan
* Memperluas pasar hingga mencakup pasar nasional dan pasar global, sehingga perusahaan bias menjangkau lebih banyak pelanggan, memilih pemasok terbaik dan menjamin relasi dengan mitra bisnis yang dinilai paling cocok.
* Menekan biaya menyusun, memproses, mendistribusikan, menyimpan dan mengakses informasi berbasis kertas (paperbased information).
* Memungkinkan perusahaan mewujudkan bisnis yang sangat terspesialisasi.
* Menekan biaya persediaan dan overhead dengan cara memfasilitasi manajemen rantai nilai bertipe “pull”, yang prosesnya berawal dari pesanan pelanggan dan menggunakan pemanufakturan just-intime (JIT).
* Memungkinkan perusahaan untuk menerapkan mass customization terhadap produk dan jasanya.
* Menekan waktu antara pemabyaran dan penerimaan produk/jasa.
* Meningkatkan prouktifitas karyawan melalui rekayasa ulang proses bisnis.
* Menekan biaya telekomunikasi.
* Manfaat-manfaat lainnya, seperti citra yang lebih baik, layanan pelanggan yang lebih bagus, proses yang lebih sederhana, mitra bisnis yang baru, waktu siklus dan pengiriman yang lebih murah dan fleksibilitas yang lebih tinggi.
* Fenomena jejaring (internetworking) memaksa perusahaan untuk bekerjasama dengan berbagai mitra bisnis untuk dapat menawarkan produk atau jasa secara kompetitif, sehingga control kualitas, harga dan kecepatan penciptaan sebuah produk atau jasa kerap sangat ditentukan oleh faktor-faktor luar yang tidak berada di dalam control perusahaan.

b. Bagi Customer
* Memungkinkan konsumen berbelanja atau melakukan transaksi lainnya setiap saat (24 jam sehari) dan dari hampir semua lokasi.
* Memberikan pilihan produk dan pemasok yang lebih banyak kepada pelanggan. Memungkinkan konsumen dalam mendaptakan produk dann jasa yang lebihmurah, karena konsumen biasa berbelanja di banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat.
* Dalam beberapa kasus, terutama produk yang terdigitalisasi, e-business memungkinkan pengiriman produk secara cepat dan real-time.
* Memungkinkan pelanggan untuk berpartisipasi dalam lelang virtual.
* Memungkinkan pelanggan berinteraksi dengan pelanggan lainnya dalam electronic communities dan saling bertukar gagasan serta pengalaman.
 Memfasilitasi kompetisi yang mengarah pada diskon substansial bagi pelanggan.

c. Bagi Masyarakat Luas
* Memungkinkan lebih banyak orang bekerja di rumah dan lebih jarang bepergian untuk berbelanja, sehingga kemacetan dan polusi udara bisa berkurang.
* Memungkinkan beberapa jenis barang dijual dengan harga murah, sehingga bias terjangkau oleh orang yang kurang mampu.
* Memungkinkan masyarakat di negara berkembang dan kawasan pedalaman menikmati produk dan jasa yang relatif langka di tempat tinggalnya, termasuk di dalamnya belajar jarak jauh lewat university.
* Memfasilitasi penyampaian jasa publik, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, dan distribusi layanan social pemerintah secara lebih murah dan/atau berkualitas.

Security Dalam E-Business
Security Beberapa metode pengamanan data dalam transaksi E-Commerce dan E-Bussines yaitu Kriptografi Public Key yang merupakan sistem asimetris (tidak simetris) menggunakan beberapa key untuk pengenkripsian yaitu public key untuk enkripsi data dan private key untuk dekripsi data.

Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_elektronik

http://deris.unsri.ac.id/materi/deris/ecommerce_deris.pdf

http://www.sentralweb.com/2004/08/e-commerce/

http://lily.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14141/e_commerce.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/E-bisnis



Read More..

Rabu, 13 Oktober 2010

JARINGAN MULTIMEDIA

Jaringan TV

Sistem pada operator jaringan televisi kabel, yang pada awalnya hanya digunakan untuk mengirim siaran hiburan dan berita saja, pada perkembangan selanjutnya kini mulai dilengkapi dengan layanan Internet. Untuk itu diperlukan modifikasi dan penambahan perangkat-perangkat pendukung. Bagaimana Internet bisa diakses lewat jaringan televisi kabel?


CARA KERJA INTERNET TV KABEL

Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk menyalurkan signal TV saja. Dalam beberapa sistem, kabel koaksial hanya media untuk mendistribusikan sinyal. Di sistem lain, kabel fiber optic ditarik dari perusahaan penyedia layanan TV kabel ke berbagai wilayah utama. Di tempat tersebut kabel fiber optic diubah sinyalnya untuk dialirkan menggunakan kabel koaksial ke rumah-rumah pelanggan. Teknologi yang menggabungkan fiber optik dan kabel koaksial untuk distribusi pelanggan dikenal dengan teknologi HFC (Hybrid Fiber-Coaxial). Teknologi HFC merupakan platform jaringan yang menyediakan tiga saluran sekaligus antara lain saluran TV, akses internet cepat dan telephonya.

Bandwidth yang dikirim lewat jaringan TV kabel dibagi menjadi banyak kanal (channel). Lebar tiap kanal dibuat sebesar 6 MHz. Hal ini dikarenakan signal TV menggunakan alokasi frekuensi 6Mhz (standard NTSC) atau 7 atau 8Mhz (standard PAL), untuk disesuaikan dengan bandwidth video standar yang sebesar 4,2 MHz, dan bandwidth HDTV (high definition TV) yang telah dikompresi menjadi 6 MHz. Biasanya tiap kanal digunakan untuk mengirim satu siaran., sehingga dalam satu kabel dapat disalurkan berpuluh siaran TV. Umumnya spektrum frekuensi yang digunakan untuk signal TV berkisar antara 111Mhz – 450 Mhz, padahal kabel koaksial ini mampu membawa frekuensi hingga 1000 Mhz. Jika awalnya semua kanal dipakai untuk mengirim siaran televisi, kini beberapa kanal digunakan untuk akses Internet yaitu menggunakan kanal pada frekuensi yang tidak terpakai yang kemudian digunakan untuk membawa signal data, dan biasanya dibawa pada frekuensi 550 Mhz ke atas.

Beberapa kanal berfungsi sebagai jalur downstream (dari Internet ke pelanggan), dan lainnya berfungsi sebagai jalur upstream (dari pelanggan ke Internet). Lebar bandwidth atau jumlah kanal yang difungsikan untuk downstream lebih sedikit daripada kanal untuk upstream karena kebanyakan pelanggan lebih banyak melakukan download dibanding upload. Traffic yang terjadi pada pelanggan kabel modem umumnya bersifat asimetrik. Trafik downstream bersifat lebih besar daripada trafik upstreamnya, hal ini umum terjadi pada traffic Internet. Trafik downstream memakai besar frekuensi 6 Mhz sehingga bandwidth yang didapat sekitar 27Mbps. Bandwidth sebesar ini dishared (dibagi) bersama-sama dengan pengguna atau pelangan internet TV Kabel lainnya. Sedangkan di sisi upstream, besar frekuensi yang digunakan bervariasi antara 200Khz, 400, Khz, 800 Khz, 1600 Khz, dan 3200 Khz. Apabila 800Khz yang digunakan maka besar bandwidth yang didapat sekitar 2700 Kbps. Hal ini tentu saja mengakibatkan waktu yang dibutuhkan untuk upload (mengirim data dari pengguna ke internet) lebih lama daripada waktu untuk mengirim data dari internet ke pelanggan (download).

Untuk transmisi data internet tersebut, baik upstream maupun downstream, satu kanal digunakan bersama-sama oleh seluruh pengguna layanan. Untuk itu bandwidth upstream yang sempit itu dibagi dalam satuan waktu, yaitu dalam milisecond (1/1000 detik), yang mana dalam satuan waktu tersebut seorang pelanggan dapat melakukan sekali “semprot” data ke Internet.

Agar pelanggannya dapat mengakses Internet, operator TV kabel punya dua pilihan. Pilihan pertama adalah membangun dan mengoperasikan sendiri layanan Internetnya. Artinya, si operator berfungsi sebagai broadband server. Ia dapat menyediakan layanan Internet standar, seperti surfing website, e-mail box, dan chatting. Atau layanan lain seperti menyediakan space untuk menyimpan file-file data, audio, dan video milik pelanggan. Dengan cara ini pelanggan tidak perlu lagi berlangganan ISP (Internet Service Provider) lain. Artinya, ia pun tidak punya pilihan ISP lain selain operator TV kabel yang bersangkutan. Pilihan kedua, operator TV kabel bekerja sama dengan ISP lain. Kerja sama ini dalam bentuk lisensi pengoperasian ISP dan bandwidth. Operator dapat bekerja sama dengan satu atau lebih ISP sehingga pelanggan lebih banyak punya pilihan walaupun tetap terbatas. Di Indonesia, dari tiga operator TV kabel, tampaknya baru satu operator yang telah memberikan layanan Internet dalam bentuk kerja sama dengan dua ISP.


SIFAT-SIFAT INTERNET KABEL

A. Kelebihan Yang dimiliki

Internet lewat jaringan TV kabel mempunyai beberapa kelebihan dibanding Internet lewat jaringan telepon. Salah satunya adalah akses Internet selama 24 jam. Hal ini bisa terjadi karena operator TV kabel mengaktifkan jaringan dan pelayanannya selama 24 jam penuh.

Jika pelanggan menambah fasilitas Internet, para operator TV kabel akan menarik tambahan pada biaya langganan bulanan. Biaya tambahan ini “jatuhnya” lebih murah dibanding ongkos yang harus dibayar jika menggunakan media saluran telepon selama 24 jam untuk satu bulan.

Selain itu, dengan Internet kabel tidak perlu lagi ada proses dialing seperti yang dilakukan pada jaringan telepon. Tidak ada lagi jawaban nada sibuk (busy tone) saat semua saluran telepon ke ISP sedang padat. Dan, tidak ada lagi panggilan telepon yang tidak terjawab karena kita sibuk berInternet-ria.

Kecepatan transmisi data (upstream dan downstream) juga lebih tinggi dibanding transmisi data pada jaringan telepon standar maupun ISDN/Integrated Service Digital Network. Jika kecepatan transmisi data maksimum pada saluran telepon standar sebesar 28,8 kbps (kilo bit per detik), dan pada ISDN sebesar 128 kbps, maka pada jaringan TV kabel dapat mencapai 38 Mbps (Mega bit per detik). Kecepatan transmisi data ini kinerjanya tidak dipengaruhi jauh-dekatnya jarak antara pelanggan dan penyedia layanan.

Dengan kecepatan setinggi itu, kita dapat menerima aliran video audio (audio video stream) yang lebih lancar, tidak diam membeku (freeze). Dengan demikian, teleconference dengan live video-audio bersama rekanan kerja atau video-audio chatting dengan keluarga di tempat yang jauh dapat dilakukan dengan nyaman.

Kecepatan-kecepatan yang sangat tinggi biasanya dapat dicapai jika kabel yang dipakai dalam sistem trunk dan distribusi adalah kabel serat optik. Kabel coaxial hanya digunakan sebagai kabel drop, yaitu kabel penghubung antara pelanggan dan tap distribusi.


B. Kelemahan Yang dimiliki

Bagaimanapun juga penggunaan kanal tunggal ini mempunyai efek bagi para pengguna cable modem. Bila Anda sudah terkoneksi duluan ke Internet melalui sebuah kanal yang masih kosong, maka Anda dapat memanfaatkan seluruh bandwidth hanya untuk keperluan Anda. Namun seiring dengan adanya penambahan pelanggan baru, terutama pelanggan yang boros bandwidth, Anda terpaksa harus berbagi bandwidth dengannya dan Anda akan merasakan penurunan unjuk kerja yang signifikan. Hal ini disebabkan karena penggunaan kanal yang dialokasikan untuk internet digunakan secara bersama-sama oleh semua pelanggan.

Mungkin saja terjadi, pada saat koneksi penuh, unjuk kerja akan jauh dibawah teori. Berita baiknya, penurunan unjuk kerja ini dapat diatasi dengan menambahkan kanal baru dan membagi rata jumlah pengguna tiap kanal yang digunakan untuk transmisi data lewat internet.


PERLENGKAPAN DAN PERALATAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK INTERNET KABEL

A. Pada sisi Pelanggan : Modem kabel

Salah satu perangkat pendukung Internet kabel adalah modem (modulator-demodulator) kabel. Ia menghubungkan komputer PC pelanggan dengan saluran TV kabel. Fungsinya adalah sebagai interface antara format standar komunikasi komputer dan format standar komunikasi jaringan TV kabel.

Cable Modem adalah alat yang memungkinkan akses data dengan kecepatan tinggi (seperti, internet) melalui jaringan kabel TV (tidak menggunakan line telepon seperti pada modem umumnya). Cable Modem pada umumnya memiliki 2 (dua) buah konektor, yang satu untuk disambungkan ke outlet jaringan kabel TV dan yang satunya lagi disambungkan ke komputer (PC). Kebanyakan cable modem merupakan peralatan eksternal yang dihubungkan ke PC dengan menggunakan kartu jaringan (10Base-T Ethernet) dan kabel khusus (twisted-pair wiring). Eksternal USB (Universal Serial Bus) cable modem dan kartu internal PCI cable modem pada saat ini masih dalam tahap pengembangan. Kadang-kadang orang suka salah mengerti tentang arti kata “Cable Modem” karena Cable modem bekerja lebih mirip dengan peralatan jaringan (LAN) daripada modem.

Kecepatan cable modem itu sangat bervariatif, tergantung pada sistem yang diterapkan pada modem itu sendiri, arsitektur kabel jaringan, dan tingkat kesibukan jalur data. Pada arah downstream (dari jaringan ke komputer) kecepatannya dapat mencapai hingga 27 Mbps yang dibagi-bagi dengan beberapa user sesuai dengan bandwidthnya. Beberapa komputer dapat melakukan koneksi dengan kecepatan yang tinggi hingga antara 1 sampai 2 Mbps. Bagaimanapun pada umunya produsen dari cable modem tersebut mematok pada kecepatan 500 Kbps sampai 2.5 Mbps.

Masalahnya, komunikasi jaringan TV kabel belum mempunyai standar komunikasi yang baku. Karena itu, sebaiknya modem kabel disediakan oleh operator TV kabel. Pemilihan modem yang tidak sesuai dengan format jaringan jelas menghalangi kita menikmati Internet 24 jam. Namun, jika regulasinya telah disepakati oleh badan-badan yang berwenang, kita bisa membeli modem dengan pilihan model yang lebih banyak. Badan-badan yang biasa mengeluarkan regulasi di antaranya adalah: Federal Communication Commision (FCC), International Telecommunication Union (ITU ), dan Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE).

Pada umumnya cable modem tidak dapat dibeli secara terpisah, hal ini disebabkan karena apabila perusahaan penyedia jaringan kabel tersebut mempergunakan peralatan jaringan dari merek tertentu, maka hanya cable modem merek tersebut yang dapat digunakan. Karena alasan inilah pada umumnya pengguna dari jasa cable modem ini dapat menyewa peralatannya (cable modem), sehingga tidak perlu menghadapi resiko dari produk yang ketinggalan jaman (masalah yang umumnya dihadapi oleh pengguna komputer).


B. Pada sisi penyedia layanan TV Kabel: CMTS dan perlengkapan lainnya

Cable Modem Termination System (CMTS) terletak di headend jaringan TV kabel. CMTS mengambil aliran data sejumlah pelanggan yang dikirim melalui jalur upstream, kemudian mengirimkan ke ISP atau ke koneksi Internet. Pada headend, operator TV kabel juga perlu memiliki (atau menyewa dari ISP) beberapa perlengkapan (hardware dan software) untuk fasilitas Internet.

Perlengkapan-perlengkapannya adalah: beberapa komputer server untuk keperluan accounting dan logging. Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) untuk keperluan assigning dan administrasi alamat-alamat IP (Internet Protocol) bagi pelanggan-pelanggannya. Juga server pengatur untuk protokol yang berjuluk: Data Over Cable Service Interface Specifications (DOCSIS). DOCSIS adalah standar utama yang digunakan Amerika Serikat untuk penyelenggaraan akses Internet bagi pelanggan TV kabel.

Data yang lewat downstream mengalir ke semua pelanggan (yang sedang terhubung) dengan mekanisme seperti pada jaringan ethernet, yaitu sistem jaringan yang banyak digunakan pada Local Area Network (LAN). Pada mekanisme ini, blok data yang ditujukan bagi seorang pelanggan hanya dapat diterima dan dibaca oleh pelanggan yang bersangkutan.

Ketika seorang pelanggan mengirim data ke CMTS melalui jalur upstream, datanya tidak akan dapat dibaca oleh pelanggan lain. Agar bersifat multi-akses, bandwidth upstream yang sempit dibagi menjadi potongan-potongan waktu (dalam orde milidetik).

Pada tiap periode akan dikirim beberapa potongan waktu yang masing-masing berisi satu data dari satu pelanggan. Atau dengan kata lain, pelanggan-pelanggan yang on-line, memakai saluran upstream secara bergantian dalam orde milidetik. Cara pembagian waktu ini dapat bekerja dengan baik jika: jumlah pelanggan yang terhubung (antrean) sedikit dan sebagian besar pelanggan mengirimkan perintah pendek.

Sebuah CMTS mampu menangani 1.000 pelanggan yang terhubung ke Internet melalui kanal tunggal selebar 6 MHz. Karena kanal tunggal mampu dilalui 30 Mbps hingga 40 Mbps, tampak jelas bahwa kecepatan transfer datanya lebih tinggi daripada kecepatan transfer data jaringan telepon.

Akan tetapi, kecepatan itu tidak selalu dapat dicapai karena jaringan TV kabel terdiri atas cabang-cabang. Semua pelanggan pada cabang-cabang menggunakan bandwidth yang sama. Akibatnya, saat jumlah pelanggan yang mengakses Internet bertambah, kecepatan transfer data akan menurun. Ini karena bandwidth untuk Internet dipakai bergantian, sebagaimana pada LAN.

Gambar jaringan internet melalui TV Kabel


Untuk mempertahankan kecepatan akses yang tinggi, sudah sepantasnyalah jika operator TV kabel melakukan upaya-upaya perbaikan. Misalnya, penambahan kanal untuk Internet, pemakaian serat optik dengan bandwidth yang lebih tinggi, dan server yang lebih cepat dengan kapasitas yang lebih besar. Atau upaya-upaya lain untuk mempertahankan, bahkan meningkatkan kepuasan pelanggan


Kelompok:
Danang Pribadi (50407228)
Reinhard (50407699)


Read More..
free counters